Entah kenapa malam itu tidurnya tidak nyenyak, padahal hari ini sungguh sangat melelahkan. Dia dan keempat member lainnya sejak dini hari tadi sudah meninggalkan apartemen karena mereka harus tiba di lokasi pemotretan sebelum fajar menyingsing. Pemotretan yang diharapkan bisa cepat selesai ternyata menghadapi banyak kendala, apalagi fotografernya seorang yang sangat perfeksionis. Cuaca musim panas tahun ini juga tidak membantu sama sekali. Ah, tidak, bukannya cuaca tidak membantu, karena seandainya tadi turun hujan pemotretan pasti akan tertunda lagi. Hanya saja cuaca yang terlalu panas hari ini membuatnya lebih cepat kelelahan. Dan bukan hanya dia, keempat member yang lebih muda usianya itupun juga merasakan kelelahan yang sama dengannya.
Pemotretan yang akhirnya selesai 3 jam lebih lama dari yang dijadwalkan membuat mereka tidak sempat lagi beristirahat. Maka mereka bergegas ke studio untuk rehersal mini concert yang akan diadakan 5 hari lagi. Rehersal itupun tidak berjalan lancar. Mungkin cuaca panas, kurang istrirahat malam sebelumnya, kecapaian saat pemotretan, fotografer yang terus menerus meminta re-shoot, membuat mereka bad-mood. Bahkan candaannya yang dilontarkan untuk mencairkan suasana tidak ditanggapi oleh Junsu dan Yoochun. Padahal biasanya mereka berdualah yang membuat kekonyolan agar suasana yang tegang berubah santai. Tarian yang sudah lama mereka latih menjadi sangat sulit untuk diikutinya lagi. Beberapa langkah tarian mendadak hilang dari ingatannya dan menyebabkan latihan harus diulang kembali dari awal. Dan hal itu membuat Yunho menegurnya. Ah, bertambah sudah penderitaannya. Dia tidak sanggup kalau Yunho menegurnya seperti itu. Rasanya dia ingin segera pergi meninggalkan ruang latihan, tapi itu bukan jalan keluar bukan. Mini concert sudah di depan mata, mau tidak mau dia harus bisa menghafalkan semua langkah tarian itu dan jangan sampai ada kesalahan lagi pada saat konser, atau Yunho akan lebih marah lagi. Mencoba menahan jatuhnya air yang menggenang di pelupuk matanya dia pun berusaha untuk tetap konsentrasi, selelah apapun tubuhnya saat itu. Yang pasti tekadnya saat itu adalah segera menyelesaikan rehersal, tidak membuat Yunho menegurnya lagi, karena dia juga sadar yang merasakan kelelahan yang sangat bukan hanya dia. Yunho, Yoochun, Junsu bahkan Changmin pun merasakan kelelahan yang tidak kalah hebatnya dari yang dia rasakan.
***
Mereka tiba kembali di apartemen sudah lewat tengah malam. Dan seharusnya kelelahan yang dirasakannya bisa membuatnya lebih mudah terlelap. Tapi pada kenyataannya sudah lebih dari 1 jam kepalanya menyentuh bantal tapi tetap saja dia belum tertidur. Pikirannya mengembara entah kemana, perasaannya tidak tenang, degup jantungnya bahkan lebih dahsyat daripada ketika dia berada dalam pelukan Yunho. Perlahan dia membalikkan badannya menghadap Yunho yang berbaring di sisi lain tempat tidur itu. Sepertinya Yunho sudah terlelap, itu dilihatnya dari cara tidur Yunho yang mata dan mulutnya terbuka. Memandang Yunho dengan kebiasaan tidurnya yang memalukan, dia tersenyum dengan mata penuh cinta. Seandainya saja dia tidak merasakan kelelahan yang sangat hari itu dan seandainya dia tidak berpikir member yang lain pun merasakan kelelahan yang sama, ingin sekali rasanya dia membelai wajah mungil Yunho, merasakan kekasaran dagunya yang mulai ditumbuhi cambang, menikmati bibirnya yang....ah, sial, kenapa pikirannya mulai ke arah yang akan disesalinya jika dia tidak ingin membangunkan Yunho dari tidur... Perlahan dia membalik tubuhnya membelakangi Yunho, menutup mata dan mencoba untuk masuk ke alam mimpi dengan menghitung domba... 1 domba, 2 domba, 3 domba.....9 domba, 10 domba.........26 domba..........45 domba.........66 domba -ah, kenapa belum bisa tertidur juga- 67 domba.........89 domba, 90 domba.............100 domba.......123 dom~ba........... 155~dom~ba...........1~8~3~dom~ba..............
***
Suara ribut apa itu? Dia terbangun dengan kaget dan langsung menyadari kalau kepalanya terserang rasa sakit yang belum pernah dialaminya selama ini. Mencoba menghalau rasa sakit yang dirasakannya dia berpaling ke samping, ke sisi yang biasanya dia temukan pandangan penuh cinta mengarah padanya. Hhhmmm...ternyata Yunho masih terlelap. Apa Yunho tidak mendengar suara ribut tadi? Masih dengan kepala berdenyut dia turun perlahan dari tempat tidur, berusaha untuk tidak membangunkan Yunho. Jam berapa ya sekarang? Apa Yoochun sumber suara ribut itu? Biasanya Yoochun terbangun pagi-pagi buta karena ingin melanjutkan mengkomposisi lagu barunya. Atau apa Changmin yang membuat keributan di dapur?
Dia membuka pintu kamar dengan perlahan, berharap tidak meninggalkan bunyi decit sekecil apapun agar tidak menggangu Yunho. Dengan sangat perlahan juga dia menutup pintu kamar di belakangnya. Berjalan ke ruang musik dan menengok ke dalamnya hanya untuk menemukan ruangan yang gelap dan lengang. Yoochun pasti masih tidur di kamarnya, disisi Junsu, bahkan mungkin mereka berdua tidur sambil berpelukan. Dia tersenyum sendiri membayangkan apa yang barusan dipikirkannya sambil menoleh ke arah sofa di depan TV untuk meyakinkan tidak ada seorang pun yang sedang berbaring di sana. Berbalik menuju dapur dan memasang telinga mencoba menangkap suara-suara yang mungkin muncul dari arah dapur. Sepertinya tidak ada suara apapun, sepertinya tidak ada orang yang berada di sana. Tapi untuk lebih meyakinkan lagi dia tetap melangkah ke arah dapur. Benar, dapur juga kosong, tidak ada Changmin di sana.Dia ingin kembali ke kamarnya, ingin kembali ke sisi Yunho agar ketika Yunho terbangun, Yunho tidak merasa kehilangan dirinya. Namun sesuatu menahannya. Ingatan tentang suara ribut yang begitu menggangu tidurnya membuat langkahnya menuju kamar tertahan. Dia mencoba mengingat suara ribut sepeti apa yang tadi didengarnya ketika perlahan air mata menetes di pipinya tanpa dia ketahui sebabnya. Lalu tiba-tiba dia teringat saat suara ribut itu menyentuh gendang telinganya, dia merasakan sesak yang sangat di dadanya, seakan-akan sesuatu menghimpit dadanya. Dan ketika dia terbangun dengan kaget tadi, selain rasa sakit yang menyerang kepalanya dia sempat merasakan setetes air mengalir di pipinya...
~bersambung~
lg nyoba bikin fanfic *shy* mudah2an ada yg suka :P
rencana awal sih bukan yg ini, tp krn gw keburu nulis di ms.word dan pas mo co-pas ke mp malah kaga bisa di-save T___T maksudnya mo diketik ulang aja, tp krn yg baru selesai itu prolog na, n masih bingung mo ngelanjutinnya gimana *secara crita na kek na bakal panjang* makanya gw ganti dgn yg ini ^^
trus yg ini juga rencananya cuman oneshot aja, tp koq jd kepanjangan y? LOL
ps. nao : gimana nao, gw udah nepatin janji buat nge-share kan? :P
Tuesday, December 22, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
12 comments:
Baguuus tp what will happen with our Jaejoong next nih?
sankyu shira ^^ *hugs*
Jaejoong na lg mandi nih...tepat na dimandiin ama Yunho *ngarep* LOL
ditunggu y...secepatnya gw selesein, next chapter mgkn udah ending, scr gw emang ga mau bikin kepanjangan :P
uuuw i want details about that on your fic
wkwkwkwk...gw aja msh bingung mo ngasi ending kek gimana, scr ada 2 ending di kepala gw :P
asal ga ada yg mati i'm fine with any ending :p
Gw baca di hape dgn angkot yg bersik n I can't help bt smiling
Jyll chaaaan baguuuuus...made me miss them hehehhe
Shira dibikin mati jga ntra nyatu lagi hehhehehe
heee...? ano...sbnr na gw mau..... *ups, rahasia, blm bisa diungkap* LOL
sankyuuu naoooo *dancing* LOL
Uri jaejongie waekudeyo??
waekudeyo???
hiks...nao gw ga ngarti T___T
Jaejongie what hapen to you?
Hehhehehehheeh
*nga sabar mode on*
hehehehe...mgkn besok baru gw lanjutin nao
td mo lanjutin tp pikiran gw keracun ama berita DBSK ntu ~.~
Post a Comment